Mengapa Etika Menjadi Penentu Kejayaan Seseorang


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Etika menjadi salah satu ilmu pengetahuan yang mempelajari dan mengkaji tentang tingkah laku baik dan buruk, benar atau salah, hak dan bathil, halal haram dan sebagainya untuk mengatur tatanan kehidupan manusia agar manusia hidup dengan aman dan tentram. Jika manusia telah melaksanakan dan menjunjung nilai-nilai luhur yang terkandung dalam etika maka niscaya orang tersebut akan menjadi manusia yang memiliki kualitas hidup yang baik.
Kualitas hidup dikatakan baik, jika seseorang tersebut telah mencapai kesuksesan, kejayaan dan kebahagiaan yang nyata di dunia. Ketika kita merasa kualitas hidup kita baik maka insayaallah selamat akhirat pun menjadi jaminannya.
Etika menjadi hal yang menarik diperbincangkan ketika etika dikaitkan dengan peranan kita sebagai manusia, dan dihubungkan dengan tujuan manusia hidup di dunia. Untuk itu kami mencoba menyusun makalah yang erat kaitannya dengan fungsi atau peranan etika dalam kehidupan manusia.

1.2  Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman yang sedikitnya lebih mendalam tentang peranan etika dalam kehidupan manusia. Peranan etika dalam kehidupan manusia salah satunya adalah untuk membuat perasaan aman, dan tentram pada diri manusia. Singkatnya adalah bahwa etika menjadi penentu kejayaan seseorang. Baik kejayaan dunia maupun akherat.
Untuk itu diharapkan dengan adanya tulisan ini, mahasiswa Universitas Galuh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan mampu menjadi guru yang professional yang menjunjung tinggi etika agar guru-guru di Indonesia menajadi guru yang berjaya dan sukses.

1.3  Rumusan Masalah
1.      Apa itu etika?
2.      Apa fungsi etika dan tujuan etika?
3.      Apa itu kejayaan?
4.      Apa saja Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kejayaan atau Kebahagiaan?
5.      Apakah Etika Menjadi Penentu Kejayaan Seseorang?
6.      Bagaimana Cara-cara Mencapai Kejayaan dengan Etika?
7.      Bagaimana Etika menurut Thomas Aquinas?
8.      Apa itu Teori Etika Normatif?
9.      Bagaimana Kaidah Dasar Moral?
10.  Apa Peranan Etika dalam Dunia Modern?
11.  Bagiamana Hukum Menabur dan Menuai?


BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika 

Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.
Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Pada intinya etika membicarakan mana yang baik dan mana yang buruk.

2.2 Fungsi Etika
Etika memberi orientasi kritis dan rasional dalam menghadapi pluralisme moral, yang diakibatkan oleh :
  • Adanya aneka pandangan moral.
  • Adanya gelombang modernisasi.
  • Munculnya berbagai ideologi.

Tugas pokok etika yaitu:
1.      Mempelajari norma-norma yang dianggap berlaku.
2.      Mempersoalkan hak dari setiap lembaga normatif.
3.      Mengarahkan orang untuk :
·  Kritis dan rasional.
·  Percaya pada diri sendiri.
·  Bertindak sesuai yang dapat dipertanggung jawabkan secara moral.
Tujuan Etika  : Etika mengatur tatanan kehidupan manusia agar menusia hidup aman, sejahtera, dan tentram.

2.3 Pengertian Kejayaan
Kejayaan adalah rasa bahagia dalam hati. Apakah rasa bahagia tu? Bahagia itu adalah apabila hati tenang. Bila hati kita tenang, kita merasa bebas, gembira, puas hati, kaya, dan berbagai rasa yang seumpama dengannya.
Agar hati tenang adalah dengan mengingati Allah sebanyak-banyaknya. Jadi apa pun pekerjaan kita, keadaan yang ada dalam diri kita, haruslah ada rasa tenang dalam hati, supaya kita bahagia. Singkat kata, kejayaan bagi saya di dunia adalah hati yang tenang serta akhirat yg selamat.

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejayaan dan Kebahagiaan
Kepuasan hidup yang biasa disebut kebahagiaan timbul dari pemenuhan kebutuhan atau harapan, dan merupakan penyebab atau sarana untuk menikmati (Hurlock, 1980). Sebagaimana diterangkan oleh Alston dan Dudley (1973) kepuasan hidup merupakan kemampuan seseorang untuk menikmati pengalaman-pengalamannya, yang disertai tingkat kegembiraan.
Menurut Kamus umum, kebahagiaan adalah keadaan sejahtera dan kepuasan hati, yaitu kepuasan yang menyenangkan yang timbul bila kebutuhan dan harapan tertentu individu terpenuhi. Beberapa faktor yang mempengaruhi kebahagiaan antara lain :

1.Kesehatan
Kesehatan yang baik memungkinkan orang pada usia berapa pun melakukan apa yang hendak dilakukan. Sedangkan kesehatan yang buruk atau ketidakmampuan fisik menjadi halangan untuk mencapai kepuasan bagi keinginan dan kebutuhan mereka sedemikian rupa, sehingga menimbulkan rasa tidak bahagian.

2.Daya tarik fisik
Daya tarik fisik menyebabkan individu dapat diterima dan disukai oleh masyarakat dan sering merupakan penyebab dari prestasi yang lebih besar daripada apa yang mungkin dicapai invidu kalau kurang mempunyai daya tarik.

3.Tingkat otonomi
Semakin besar otonomi yang dapat dicapai, semakin besar kesempatan untuk merasa bahagia. Hal ini ditemukan baik pada masa kanak-kanak maupun masa dewasa.

4.Kesempatan-kesempatan interaksi di luar keluarga
Orang akan merasa bahagia apabila mereka mempunyai kesempatan untuk mengadakan hubungan sosial dengan orang-orang di luar lingkungannya, ketimbang apabila hubungan sosial mereka terbatas pada anggota keluarga.

5.Jenis pekerjaan
Semakin rutin sifat pekerjaan, semakin sedikit kesempatan untuk otonomi dalam pekerjaan, semakin kurang memuaskan.

6.Status kerja
Semakin berhasil seseorang melaksanakan tugas semakin hal itu dihubungkan dengan prestise, maka semakin besar kepuasan yang ditimbulkan.

7.Kondisi kehidupan
Kalau pola kehidupan memungkinkan seseorang untuk berinteraksi dengan orang-orang lain baik di dalam keluarga maupun dengan teman-teman dan tetangga di dalam masyarakat, maka kondisi demikian memperbesar kepuasan hidup. 

8. Pemilikan harta benda
Pemilikan harta benda bukan dalam arti memilki benda itu yang mempengaruhi kebahagiaan, melainkan cara orang merasakan pemilikan itu.

9.Keseimbangan antara harapan dan pencapaian
Kalau harapan-harapan itu realistis, orang akan puas dan bahagia apabila tujuannya tercapai.
10.Penyesuaian emosional

Orang-orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik dan yang bhagia, jarang dan tidak terlampau intensif mengungkapkan perasaan-perasaan negative seperti takut, marah dan iri daripada mereka yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik dan tidak bahagia.

11.Sikap terhadap periode usia tertentu
Perasaan bahagia yang akan dialami pada usia tertentu sebagian ditentukan oleh pengalaman-pengalamannya sendiri bersama orang lain semasa kanak-kanak pada usia itu dan sebagian lagi oleh stereotype budaya
.
12.Realisme dari konsep diri
Orang-orang yang yakin bahwa kemampuannya lebih besar dari yang sebenarnya akan merasa tidak bahagia apabila tujuan mereka tidak tercapai. Intinya menerima keadaan diri beserta kelebihan dan kekurangannya.

13.Realisme dari konsep-konsep peran
Orang akan merasa tidak bahagia apabila mengangankan peran yang akan dimainkan di masa mendatang tdak sesuai dengan harapan mereka.(Hurlock, 1980) (Ris)

Berikut kunci kesuksesan menurut Dr. Dadi., M.si.
  1. Disiplin
  2. Jujur
  3. Tekun dan Ulet

2.5 Etika Menjadi Penentu Kejayaan Seseorang
Setiap manusia mempunyai nasib yang berbeda, terkadang mujur menjadi orang baik dan sukses, terkadang lagi sial menjadi orang yang tidak karuan, sehingga seringkali seseorang berasumsi bahwa hal tersebut adalah nasib dan takdir yang sudah ditentukan oleh sang Khaliq, apakah hal tersebut benar? Hanya Tuhan yang  mengatahuinya. Tapi kita sebagai manusia diberikan akal pikiran agar dapat berpikir jernih oleh sang Khaliq, dan kita juga diwajibkan mencari ilmu dimanapun kita berada. Nah jawabannya ada pada kalian semua, apakah kalian sudah melaksanakan kewajiban tersebut? Jika belum maka jangan jadikan Tuhan sebagai kambing hitam dari kesalahan kita. Ingat Tuhan bersabda dalam Hadist Qutshi bahwa Aku terserah pada kehendak Hambaku, dan janganlah kalian pernah menyalahkanku, salahkanlah dirimu sendiri yang melakukannya. Jadi kita jangan menunggu nasib untuk menjadi sukses, tapi rubahlah nasib kita sendiri, karena kita sendiri yang akan merubah nasib itu.
Replace with advertisiment code (recomended size 468 x 60)

0 komentar:

Posting Komentar