Ayo, Beri ASI Eksklusif !
Pada 2004, WHO, UNICEF. Dan Departemen Kesehatan (Depkes) RI telah merekomendasi pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Hal ini mengingat betapa bermanfaatnya ASI buat bayi, disamping kemampuan pencernaan bayi yang hanya mampu mencerna ASI.
Berbagai program sudah dibuat oleh Depkes yang terkait dengan pemberian ASI eksklusif. Melalui berbagai institusi di bawahnya seperti rumah sakit, klinik, hingga posyandu, Depkes pun gencar mengkampanyekan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.
Maksudnya, kita hanya memberikan ASI kepada bayi sejak lahir hingga berusia 6 bulan, jadi tidak boleh memberikan makanan atau minuman lain selain ASI. Jika diberikan makanan/minuman lain, air putih atau susu formula sekalipun, maka pemberian ASI eksklusif dianggap gagal. Mengapa harus hanya ASI? Tak lain agar manfaat yang diakandung oleh ASI bisa terserap secara optimal, tidak terganggu oleh makanan lain. Apalagi dengan kebiasaan salah yang telah dilakukan turun-temurun oleh nenek moyang kita, seperti memberikan pisang atau pepaya yang diparut, harus ditinggalkan sama sekali.
BERAWAL DARI IMD
Mengingat tak boleh ada yang ada yang masuk selain ASI, maka sejak bayi muncul ke dunia harus dikenalkan dengan ASI. Salah satu cara yang saat ini gencar dikampanyekan oleh Depkes dan berbagai institusi di bawahnya adalah Inisiasi Menyusui Dini (IMD), yaitu memberikan kesempatan kepada bayi yang baru saja lahir untuk menyusu pada ibunya. Caranya, bayi diletakkkan di atas perut ibu, lalu dengan usaha sendiri dibiarkan mencari puting susu ibunya. Pada dasarnya. Bayi memiliki insting utnuk menyusu, sehingga dalam beberapa menit kemudian ia dapat menemukan puting susu dan mengisapnya.
IMD memberikan manfaat yang sangat besar pada bayi baru lahir. Dengan mengenalkan bayi pada sebuah usaha keras untuk mendapatkan puting susu, diyakini dapat menciptakan anak yang lebih tangguh. Bayi pun akan merasa jauh lebih dekat dengan ibunya karena kulit yang pertama ia sentuh adalah kulit ibunya dan ibunya pula yang memberinya makan pertama kali. Selain itu, saat menyusu pertama kali, bayi mendapatkan kolostrum yang merupakan makanan kaya zat gizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh bayi lebih optimal.
Setelah itu, pemberian ASI dilakukan berdasarkan kebutuhan dan keinginan bayi atau di sebut dengan on demand. Selama bayi meminta ASI, maka ibu harus memberikannya, jadi tak perlu menjadwal kapan bayi harus minum ASI dan kapan tidak. Pasalnya, adakalanya bayi belum terlalu kenyang namun keburu mengantuk dan tidur, lalu sebentar kemudian terbangun lagi dan meminta susu. Sebaliknya, adakalanya ia terlalu lama tidur dan cukup kehausan sehingga menyusunya menjadi lama. Khusus bayi baru lahir, terutama usia 1-14 hari, setiap 1-2 jam harus diberi ASI supaya daya tahan tubuhnya terjaga, kebutuhan cairannya terpenuhi, dan kadar bilirubinnya terkontrol.
MAKANAN IDEAL
ASI adalah makanan/minuman bernilai gizi tingi yang sangat cocok untuk pertumbuhan bayi. Didalamnya mengandung laktosa yang menjadi sumber energi dan berperan dalam perkembangan sistem saraf; lemak yang mengandung asam linoleat dan asam alsa linoleat yang akan diolah tubuh bayi menjadi AA dan DHA yang penting bagi pertumbuhan otak bayi; oligosakarida yang berperan meningkatkan kesehatan pencernaan; dan protein yang berfungsi sebagai pembentuk struktur otak, juga pertumbuhan bayi.
TAHAPAN IMD
Tentunya, agar ibu dapat melakukan IMD, maka jauh hari sebelum melahirkan, ibu harus mengkomunikasikan keinginan tersebut kepada dokter, pihak rumah sakit atau klinik. Tak sulit kok, Bu, melakukan IMD. Yang dibutuhkan hanyalah kesabaran dan kesungguhan ibu untuk melakukannya. Berikut tahapan IMD.
1. Usai dilahirkan, bayi dibaringkan seperlunya tanpa menghilangkan vernix (lapisan putih) karena vernix berguna untuk menyamankan kulit bayi .
2. Tengkurapkan bayi di dada atau perut ibu. Supaya bayi tidak kedinginan bisa dipakaikan topi atau diselimuti bersama ibunya.
3. Biarkan bayi mencari sendiri puting susu ibunya. Jangan dipaksa atau diarahkan karena ia punya insting untuk menemukannya sendiri. Biasanya dibutuhkan waktu sekitar 15-30 menit.
4. Biarkan beberapa saat kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu hingga proses menyusu selesai.
5. Selesai menyusu, barulah bayi dibersihkan, ditimbang, dinilai skor APGAR-nya, diselimuti dan lainnya.
Sumber : Nakita
Sumber : Nakita
0 komentar:
Posting Komentar